Virus Herpes B ditularkan oleh monyet yang hidup di pinggir rawa/sungai.
|
Virus
Herpes Simian B (macacine herpesvirus 1 (McHV-1))
merupakan virus simplek endemik pada monyet rawa. Virus B ini adalah alpha
herpes virus yang terdiri dari subset virus herpes dan bergerak dalam indungnya
menggunakan saraf perifer sehingga virus neurotropika ini tidak ditemukan dalam
darah. Penelitian terbaru 3 Januari 2018 menemukan 30% monyet di Taman Negara Bagian Florida terinfeksi Herpes B.
Di indung alaminya, virus ini menunjukkan
petogenesis yang serupa dengan herpes simpleks (HVS) pada manusia. Namun, jika
manusia terinfeksi virus Herpes B ini, maka akibatnya cukup fatal karena dapat
menimbulkan kerusakan saraf pusat yang parah yang mengakibatkan kerusakan saraf
otak permanen atau kematian. Jika tidak segera diobati, kemungkinan bertahan
hidup pasien sangat tipis hanya sekitar 20%.
Virus herpes B pertama kali diidentifikasi pada tahun 1932 setelah kematian Dr.
William Brebner, seorang dokter muda yang digigit monyet saat meneliti virus
penyebab poliomielitis (polio) . Setelah digigit monyet tersebut, Brebner
mengalami peradangan akut pada kulit berupa kemerahan pada kulit, diikuti oleh
peradangan dan pembengkakan kelenjar getah bening, hingga berlanjut ke
peradangan tulang belakang yang menyerang lapisan mielin, yaitu selaput yang
menyelimuti serat sel saraf.
Jaringan
neurologis yang diperoleh selama otopsi Brebner menunjukkan adanya virus yang
tidak dikenal yang mirip dengan HVS. Isolat itu awalnya disebut virus ‘W’.
Setahun setelah kematian Brebner, dr. Albert Sabin mengidentifikasi virus yang
tidak dikenal pada jariangan yang sama, kemudian dia namai dengan virus B.
Lebih
jauh Sabin menggambarkan bahwa virus B memiliki respon imun yang serupa dengan
HVS dan HVP-2, dua virus yang ditularkan oleh primata bukan manusia.
Pada
1959, ditemukan 17 kasus infeksi virus herpes B pada manusia, 12 diantaranya
meninggal dunia. Ditemukan hampir 50 kasus hingga 2002, tapi hanya 26 kasus
yang terdokumentasikan dengan baik. Kasus virus B yang teridentifikasi terakhir
terjadi pada 2008 di Atlanta.
Beberapa
dekade terakhir ini penanganan kasus virus B yang terjangkit pada manusia
semakin baik, antara tahun 1987 hingga 2004 tingkat kematian terus menurun. Hal
ini karena diagnosis yang lebih baik dan penanganan pengobatan menggunakan aciclovir
mencegah perkembangan penyakit pada pasien. Meski efektifitas pengobatan ini
hanya 10%, tapi dapat menyelamatkan nyawa beberapa pasien. Pengobatan ini juga
sangat penting untuk mencegah kerusakan saraf pusat yang permanen.
EmoticonEmoticon