Apa sebenarnya penyebab kanker payudara? Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, dijelaskan bahwa hingga kini,
para pakar kesehatan tidak dapat memastikan penyebab kanker payudara.
Setiap
pasien dapat memiliki penyebab yang berbeda-beda. Untuk itu, setiap orang baik wanita atau pria dianjurkan selalu waspada terhadap gejala kanker payudara dengan cara memeriksa diri sendiri (Sadari).
Dihimpun dari beberapa hasil penelitian, ternyata beberapa faktor dibawah ini dapat memengaruhi tingkat
risiko seseorang terkena kanker payudara, diantaranya :
Jenis Kelamin
Ini
merupakan faktor genetik. Para peneliti menyimpulkan bahwa wanita lebih
beresiko 100 kali terkena kanker payudara dibandingkan pria.
Usia
Penambahan
usia seseorang berpengaruh kepada faktor risiko terkena kanker payudara.
Sekitar 8 dari 10 pasien yang menderita kanker payudara berusia diatas 50
tahun. Sebagian besar penderita sudah memasuki masa menopause.
Riwayat Keluarga
Riwayat
keluarga atau kerabat dekat yang menderita kanker payudara juga menjadi salah
satu faktor risiko seseorang terkena kanker payudara. Jika ditemukan kasus
keluarga terdekat menderita kanker ovarium atau payudara, segera lakukan
skrining genetik kanker payudara.
Beberapa
kasus kanker payudara tidak diturunkan dalam keluarga, tapi ada gen tertentu
yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara, misalnya perubahan gen BRCA1
dan BRCA2.
Paparan Radiasi
Paparan sinar radiasi ternyata bisa menjadi pemicu berkembangnya sel-sel
kanker pada jaringan payudara, misalnya karena prosedur medis rotgen, CT scan,
dan lainnya. Atau orang-orang yang bekerja pada pabrik yang menghasilkan
radiasi kimia. (7 Aktivitas Mencegah Kanker Payudara)
Terapi Hormon
Terapi
penggantian hormon esterogen dan terapi hormon kombinasi sering dihubungkan
dengan peningkatan risiko kanker payudara. Dari 1.000 wanita yang menggunakan
terapi hormon selama 10 tahun, 19 diantaranya terkena kasus kanker payudara.
Terapi hormon pengganti yang dilakukan untuk membuat hormon kembali normal,
dalam waktu lima tahun harus dihentikan. Penghentian terapi hormon ini efektif
mencegah kanker payudara.
Pil KB
Meminum pil KB memang dapat mencegah
kehamilan, tapi kandungan estrogen dalam pil KB menstimulasi sel peyudara.
Dosis hormon yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Penelitian tentang kanker pada tahun 2014 menyatakan kontrasepsi yang diminum
seperti pil KB oleh perempuan berumur 20 tahun sampai 49 tahun meningkatkan
risiko kanker.
Obesitas
Ternyata, seorang wanita yang sudah mengalami menopouse dan memiliki kelebihan
berat badan atau obesitas berisiko tinggi terkena kanker payudara. Hal ini
diduga berkaitan dengan jumlah estrogen dalam tubuh, sebab kegemukan setelah menopouse membuat tubuh
lebih banyak memproduksi estrogen.
Konsumsi Minuman Keras
Wanita yang mengonsumsi minuman keras memiliki risiko terkena kanker
payudara kali lebih besar dibandingkan
yang tidak mengonsumsi alkohol. Risiko ini akan semakin meningkatkan seiring
semakin banyaknya alkohol yang diminum.
Ada Benjolan Jinak
Memiliki benjolan pada payudara bukan berarti seseorang terkena kanker
payudara, tapi benjolan tertentu bisa meningkatkan risiko terkena kanker
payudara. Terjadinya perubahan pada jaringan payudara walau pun kecil, itu
dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Kepadatan Payudara
Payudara
wanita memiliki jaringan kelenjar penghasil susu atau lobulus. Jaringan
payudara yang padat mengandung sel-sel yang lebih banyak sehingga risiko kanker
payudara juga lebih besar.
Implan Payudara
Wanita
yang menggunakan implan payudara dapat memicu kanker. Hal ini dipaparkan oleh
para peneliti dari Kanada yang publikasikan dalam British Medical Journal pada
Mei 2013.
Pernah Kena Kanker Payudara
Seseorang
yang penah didiagnosis kanker payudara pada salah satu payudaranya, maka memiliki
faktor risiko tinggi untuk terkena hal yang sama pada payudara yang lainnya,
terutama jika terdeteksi sel sel
abnormal di sekitar payudara.
Jam Kerja di Malam Hari
Sebuah penelitian yang dikutip dari Medical daily mengungkapkan
permepuan yang bekerja pada malam hari lebih rentan terkena kanker payudara
dibandingkan dengan perempuan yang tidak bekerja pada shif malam. Para peneliti
menduga ini disebabkan oleh hormon melantonin yang terganggu akibat jam tidur
berubah. Rendahnya kadar hormorn melantonin kerap ditemui pada pasien yang
menderita kanker payudara.
(r)
EmoticonEmoticon