Hakim di Los Angeles, California memerintahkan perusahaan memasang label peringatan kanker pada produk kopi. |
Seorang hakim
Los Angeles, pada Kamis, 29 Maret 2018, memerintahkan perusahaan-perusahaan
kopi untuk memasang label peringatan kanker pada produk mereka. Hal ini dipicu
oleh gugatan oleh kelompok nirlaba, Lembaga Pendidikan dan Riset mengenai Bahan
Berbahaya kepada para pembuat dan pengecer kopi terkenal seperti Starbucks,
Dunkin’ Donuts, dan McDonald's.
Kelompok
nirlaba ini mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut tidak memperingatkan
konsumen bahwa memanggang kopi secara alami menghasilkan karsinogen yang
disebut akrilamida. Hakim Pengadilan Tinggi, Elihu Berle mengatakan perusahaan-perusahaan
kopi gagal membuktikan klaim mereka bahwa tidak ada risiko yang signifikan dari
akrilamida.
"Para
tertuduh gagal memenuhi beban pembuktian mereka dengan bukti meyakinkan bahwa
konsumsi kopi memberi manfaat bagi kesehatan manusia," tulisnya, dilansir
dari voaindonesia.com.
Apa
Itu Akrilamida?
Akrilamida (atau amida akrilat) adalah senyawa organik
sederhana yang memiliki rumus kimia C3H5NO dan berpotensi menyebabkan kanker atau karsinogenik). Akrilamida dapat terbentuk pada bahan
makanan yang diproses dengan pemasanan tinggi seperti dibakar, dipanggang atau
di goreng dengan temperatur mulai 120 °C dan dengan kadar 30 hingga 2300
mikromolal per kg.
Food and Drug
Administration menguji tingkat akrilamida pada enam merek kopi dengan kandungan
berkisar antara 175 hingga 351 parts per billion (sebuah ukuran konsentrasi
bahan pencemar). Tertinggi adalah jenis kristal kopi dengan kafein yang telah
dihilangkan.
Sebagai
perbandingan french fries (kentang goreng) di salah satu jaringan restoran
waralaba mengandung akrilamida sekitar 117 hingga 313 parts per billion. Akrilamida
juga terdapat pada roti panggang, produk sereal, dan produk-produk
tinggi karbohidrat lainnya yang diolah dengan digoreng, dibakar, atau
dipanggang.
Umumnya, akrilamida digunakan di industri untuk
membersihkan air minum, bahan baku perekat, tinta cetak, zat warna sintetik,
zat penstabil emulsi, kertas, dan kosmetik. Selain itu, akrilamida sering
digunakan sebagai kopolimer pada pembuatan lensa kontak.
Lantas, apa bahaya akrilamid? Pada tahun 2005
Joint FAO/WHO Expert Committe on Food Additivies (JECFA) mengumumkan bahwa
paparan akrilamid dalam jangka waktu lama pada tikus menunjukkan gejala
genotoksik (memengaruhi gen) dan karsinogenik (dapat memicu kanker). Akrilamida
pada dosis tinggi terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan saraf dan
mengganggu reproduksi.
Namun, pengaruh karsinogenik pada manusia belum
teruji kebenarannya. Meskipun demikian, penelitian lanjutan tentang bahaya
akrilamida pada manusia masih terus dilakukan.
Bagaimana
Menghindari Akrilamida?
Akrilamida terbentuk pada makanan saat terjadi reaksi
Maillard, yaitu reaksi gula dalam makanan (contohnya glukosa, fruktosa, dan
laktosa) dengan asparagin bebas (sejenis
asam amino dalam makanan yang terbentuk karena reaksi pencoklatan).
Nah, perlu diperhatikan, semakin gelap warna
produk akibat pemanggangan atau penggorenganm maka semakin banyak kandungan
akrilamida di dalamnya. Lalu, bagaimana
mengurangi paparan akrilamida pada makanan sehari-hari?
Mulailah mengurangi konsumsi makanan yang digoreng,
dibakar dan dipanggang. Beralihlah para makanan yang direbus dan dikukus sebab
pada makanan yang direbus dan dikukus tidak ditemukan akrilamida karena suhu
pengolahannya berkisar 100 °C. Itu sebabnya makanan yang dikukus dan ditebus tidak
terjadi pencoklatan.
Jika Anda sulit untuk benar-benar lepas dari
makanan yang diolah dengan cara menggoreng dan memanggang, maka lakukan
pengolahan makanan dengan tepat sehingga kadar akrilamidanya dapat
diminimalkan. Jika ingin menggoreng kentang sebaiknya direndam dulu sekitar
15-30 menit agar kandungan gulanya berkurang.
Lalu, lakukan penggorengan atau pemanggangan
menggunakan api kecil dan sedang. Goreng kentang hingga berwarna kuning
keemasan, jangan sampai berwarna coklat muda. Penambahan antioksidan berupa
daun bambu atau ekstrak teh hijau juga telah terbukti mengurangi level
akrilamid pada pangan.
Minum Secangkir Kopi
Kembali
kepada pembahasan awal, kesimpulannya, akrilamida tidak hanya terdapat pada
kopi, tetapi pada semua produk pangan yang mengandung gula dan diolah dengan
pemanasan tinggi seperti di goreng dan dipanggang.
U.S. Environmental Protection Agency telah menetapkan batas akrilamida
untuk air minum, tapi tidak ada satupun untuk makanan. Pejabat Medis Utama
dari the American Cancer Society, Dr. Otis Brawley menyatakan dosis
dan jumlah akrilamida yang terkandung dalam kopi sangat sedikit, dibandingkan
dengan jumlah akrilamida yang ditimbulkan dengan merokok. “Saya pikir kita tidak perlu merisaukan dampak
dari mengkonsumsi secangkir kopi.”
Pakar Nutrisi
di Harvard School of Public Health, Dr. Edward Giovannucci juga memaparkan
bahwa Badan Penelitian Kanker yang berada di bawah World Health Organization
telah mencabut kopi dari daftar “kemungkinan penyebab kanker” sejak dua tahun lalu,
meskipun lembaga itu menyatakan tidak ada cukup bukti untuk menyingkirkan
kemungkinan peran yang ditimbulkan.
“Paling tidak, kopi bersifat netral. Kalaupun ada, ada bukti yang
cukup baik tentang manfaat kopi dalam menanggulangi kanker,” ujar Edward.
Dr. Bruce Y. Lee dari John Hopkins Bloomberg School of Public
Health juga mengatakan paparan karsinogen dengan mengonsumsi secangkir kopi
sehari tidak terlalu tinggi. Namun, bagi para penggemar kopi yang mengonsumsi
kopi dalam jumlah besar sehari-harinya, dia
menyarankan untuk mengurangi tingkat konsumsi kopi. ()
EmoticonEmoticon