Bubuk kafein memiliki konsentrasi yang tinggi. |
Produk
kafein massal atau kafein anhidrat (kafein bubuk) telah menewaskan dua remaja
yang diduga mendapatkan produk tersebut secara ilegal. "Produk kafein
anhidrat ini menjadi ancaman kesehatan yang signifikan bagi karena memiliki
risiko tinggi untuk digunakan secara keliru dan dalam dosis yang berlebihan,”
pernyataan Food and Drug Administration (FDA), Jumat (13 April 2018), dilansir
dari nbcnews.com.
Dalam
pernyataan tertulisnya, FDA menyatakan kafein murni dengan konsentrasi tinggi
sering dijual dalam kemasan curah, yang dikaitkan dengan kematian dua remaja
karena mengalami over dosis kafein.
Kafein
anhidrat pada dasarnya adalah bentuk bubuk dari kafein, umumnya digunakan
sebgaia tambahan untuk suplemen gizi, minuman berenergi, dan pil penurun berat
badan.
FDA
telah memperingatkan tentang bahaya kafein bubuk sejak 2014 lalu, ketika
seorang remaja Ohio meninggal setelah mengonsumsinya. Pihaknya juga secara
khusus meminta penjual untuk berhenti menyediakan langsung kepada konsumen.
"Meskipun
ada beberapa tindakan terhadap produk-produk ini di masa lalu, tapi kami
mengamati tren penjualan bubuk kafein secara langsung ke konsumen terus
berlanjut. Bubuk Kafein ini dijual sebagai suplemen makanan dalam jumlah yang
besar sampai ribuan porsi per kontainer,” kata Komisaris FDA Dr. Scott
Gottlieb.
“Produk
ini terkadang digunakan dengan keliru dan mengandung risiko bahaya, misalnya
remaja untuk mendapatkan tendangan energi, nekad mencampur kafein konsentrasi
sangat tinggi ke dalam koktail olahraga.”
Setara 28 Cangkir Kopi
Setengah
cangkir kafein cair konsentrasi tinggi mengandung sekitar 2.000 mg kafein, dan
satu sendok teh bubuk kafein murni mengandung sekitar 3.200 mg kafein. “Ini
setara dengan sekitar 20 hingga 28 cangkir kopi, berpotensi dosis toksik
kafein, " katanya.
Terlepas
apakah produk itu mengandung label peringatan atau tidak, lanjutnya produk
tersebut memiliki risiko penyakit atau cedera berat pada konsumen. Terlalu
banyak kafein dapat menyebabkan penyimpangan denyut jantung yang fatal berujung
kematian.
Panduan
dari FDA ini tidak termasuk untuk produk minuman energi dan suplemen yang
mengandung kafein. Juga tidak berlaku untuk jenis produk lain yang mungkin juga
mengandung kafein seperti obat resep, makanan tradisional, seperti minuman
tradisional berkafein.
FDA
menyatakan, produk kafein massal sangat membingungkan masyarakat karena
memungkinkan secara tidak sengaja terjadi penggunaan overdosis pada mereka.
“Produk
berkafein yang umum seperti kopi, teh, dan soda memiliki efek yang lebih
kecil, seperti kegelisahan dan tremor.
Sementara, banyak orang yang tidak menyadari bahwa produk kafein murni dengan
konsentrasi sangat pekat jauh lebih kuat dan dapat menyebabkan efek kesehatan
yang serius, yaitu detak jantung lebih cepat, tidak menentu, kejang, dan
menyebabkan kematian,” kata FDA.
Mirip Kokain
Beberapa
penelitian juga sudah dilakukan sebelumnya. Sebuah penelitian di Purdue
University, India menyatakan mencampur minuman berkafein tinggi dengan minuman
beralkohol dapat memicu perubahan otak remaja yang mirip dengan efek menikmati
kokain.
Dari
hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Alcohol menunjukkan bahwa
tanda-tanda fisik dan neurokimia tikus percobaan yang diberikan minuman energi
tinggi kafein berebda dengan kelompok tikus yang diberi minum-minuman
beralkohol.
Tapi,
ketika minuman berkafein tinggi dicampur dengan alkohol diberikan kepada
tikus, tanda-tanda fisik dan neurokimia
yang dialami tikus tersebut mirip dengan tikus percobaan yang diberi kokain.
Menurut
Asisten Profesor Purdue University, Richard van Rijn, sepertinya kedua zat itu
bersama-sama mendorong mereka hingga batas yang menyebabkan perubahan pada
perilaku dan neurokimia di otak mereka. "Kami jelas melihat efek dari
minuman tersebut yang digabungkan yakni kafein dan alkohol," katanya.
Paparan
berulang terhadap alkohol berkafein menyebabkan tikus-tikus percobaan tersebut
semakin aktif mirip efek menggunakan kokain. Selain itu, peneliti juga
mendeteksi peningkatan kadar protein FosB, yang merupakan penanda perubahan
jangka panjang dalam neurokimia yang meningkat pada mereka pengguna obat-obatan
terlarang seperti kokain dan morfin. ()
EmoticonEmoticon