Wednesday, February 21, 2018

8 Gejala Gangguan Kecemasan Kronis



Perfeksionis, obsesif, dan tidak bisa berkata tidak?
Bisa jadi Anda mengalami gangguan kecemasan.

Kecemasan merupakan penyakit mental yang umum terjadi, di Australia satu dari tiga wanita mengalami kecemasan kronis atau kecemasan frekuensi tinggi. Dilansir dari womenshealth.co.au, penderita yang mengalami gangguan kecemasan frekuensi tinggi ini biasanya mengalami serangan panik yang membuatnya tidak mampu berpikir dan menarik diri dari dunia luar. 

Psikolog SANE Australia, Suzanne Leckie, mengatakan kecemasan dapat mempengaruhi setiap orang dengan gejala berbeda, dan kecemasan frekuensi tinggi merupakan manifestasi dari kondisi tersebut.

"Terkadang orang yang mengalami kecemasan secara tidak sadar menarik diri dengan menghindari  aktivitas yang dapat memicu kecemasannya, tapi ada juga sebaliknya,  orang tersebut justru bisa memotivasi dirinya untuk berusaha lebih keras dalam semua aspek kehidupannya," kata Leckie.

Dia menjelaskan orang yang hidup dengan tingkat kecemasan tinggi adalah orang-orang yang berorientasi pada prestasi, perfeksionis, dan memiliki motivasi serta semangat tinggi. “Mereka melihat realitas seperti lomba balap, menjadikan mereka selalu gelisah dan merasa tidak cukup baik dalam melakukan sesuatu,” tuturnya.

Gejala orang dengan kecemasan tinggi ini seperti selalu memikirkan bencana, sikap khawatir yang berlebihan dan mudah marah.


"Orang-orang yang mengalami kecemasan tingkat tinggi ini cenderung melakukan berbagai cara untuk mengatasi ketakutan dan keraguan yang mereka alami,” katanya. Jika Anda mengalami ini, maka ini salah satu tanda Anda sedang berjuang melawan kecemasan.

Orang Menilai Anda Perfeksionis

Di tempat kerja, di rumah, atau di tempat gym, Anda selalu berusaha melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Anda berprinsip menyelesaikan semuanya dengan sempurna atau tidak sama sekali. “Kalau bukan saya yang terbaik, maka saya adalah yang terburuk.”

Mengendalikan Rutinitas Dengan Ketat

Perfeksionis dapat dilihat dari sikap Anda yang mengendalikan kebiasaan dan rutinitas dengan sangat ketat, tapi itu Anda rasakan sebagai salah satu cara bertanggungjawab terhadap hidup Anda. Terlambat datang ke kantor, ketinggalan latihan aerobik rutin atau salah memilih warna busana dapat membuat Anda pusing tujuh keliling.

Selalu Sibuk

Anda membuat daftar tugas yang banyak, bahkan merancang banyak rencana untuk kegiatan di akhir pekan. Bisanya Anda akan melontarkan candaan bahwa kesibukan membuat Anda merasa bahagia. Namun, tanpa Anda sadari, dengan terus menerus memikirkan apa yang akan terjadi, itu justru memicu kecemasan tinggi dalam diri Anda.

Tidak Bisa Tidur Nyenyak

Segala hal yang berputar dan menari di kepala Anda di malam hari merupakan refleksi dari apa yang Anda pikirkan dan cemaskan selama seharian. Kondisi ini membuat Anda tidak dapat tidur nyenyak dan mengalami gangguan tidur.

Sakit, Nyeri, Kebiasaan Berulang

Seringkali kondisi mental memiliki dampak ke kondisi fisik Anda, misalnya nyeri di perut, atau rasa sakit dan pegal-pegal di leher. Kebiasaan menggigit kuku, menggigit bibir, mengetuk-ngetukkan kaki, atau asyik mengelupaskan kulit kaki menunjukkan Anda sedang tertekan dan mengalami kecemasan tingkat tinggi.


Orang Sulit Membaca Emosi Anda

Orang menilai Anda selalu bugar, tidak emosional, tapi Anda tahu bahwa hal tersebut jauh dari yang sebenarnya. Ingatlah, dengan menutupi kecemasan Anda untuk diri sendiri, maka Anda sedang membatasi emosi  untuk berusaha berpikir logis dan rasional.

Takut Mengecewakan Orang Lain

Sikap obsesif dan  selalu membicarakan diri secara negatif, menyalahkan diri sendiri,  merupakan indikasi besar bahwa Anda mengalami kecemasan frekuensi tinggi. Dan, sikap khawatir bahwa Anda akan mengecewakan orang-orang disekeliling Anda itu sudah menjadi kebiasaan.

Sulit  Mengatakan Tidak

Takut mengecewakan orang lain mendorong Anda mengambil keputusan menangani sesuatu yang mungkin tidak mampu Anda lakukan. Anda tidak pernah mengatakan tidak untuk mengerjakan suatu proyek, kegiatan sosial, atau membantu teman, meski  itu sudah diluar batas kemampuan Anda.

Jika Anda mengalami kecemasan tingkat tinggi seperti ini, apa yang dapat Anda lakukan?  “Terapi perilaku kognitif  bisa membantu orang membangun keterampilan untuk menantang pikiran-pikirannya yang irasional, misalnya mempertanyakan sikap perfeksionis yang justru memicu gangguan kecemasan tingkat tinggi,” tuturnya. (R)



Blog ini tempat berbagi informasi dan inspirasi dari penulis


EmoticonEmoticon