Dokter California meresepkan makanan dengan nutrisi tepat kepada pasien penyakit kronis sebagai obat. |
Tanganku masih terus berselancar mencari artikel-artikel kesehatan yang
terbaik, tidak hanya untuk ditulis dan dibagi di blogku sehatgeg.blogspot.com, tapi yang terpenting adalah menjadi wawasan
dan inspirasi bagi diriku sendiri.
Ups, dari
sekian banyak artikel dan berita yang diposting baru-baru ini, akhirnya ketemu
berita tentang program dari Divisi Koalisi Makanan-Obat California dimana para
dokter meresepkan makanan sebagai obat serta menjaga asupan nutrisi pasien di
luar rumah sakit.
Jujur, aku langsung membayangkan, jika saja Indonesia mengadopsi program
yang brilian ini, saya yakin ini dapat menekan angka penyakit tidak menular di
masyarakat. Sebab, sebagian besar masalah penyakit tidak menular adalah asupan
nutrisi yang salah.
Berita ini diterbitkan di website http://www.cookinglight.com , 10 Mei 2018, dengan judul Doctors in California Are Prescribing Food as Medicine, and It's Keeping
Patients out of Hospitals.
Dalam artikel tersebut dijelaskan, bahwa
banyak masyarakat yang sudah sadar makanan sehat dapat mencegah banyak
penyakit, tetapi tidak banyak yang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang nutrisi
yang tepat, terutama bagi para pasien yang menderita penyakit kronis.
Oleh karena itu, para dokter di California
meresepkan nutrisi yang tepat bagi pasien dengan penyakit kronis seperti
jantung, stroke dan diabetes untuk mengurangi perawatan intensif yang mahal di
rumah sakit.
Dilansir
dari Huffington Post, program pilot project yang didanai enam organisasi
nirlaba ini memberikan makanan diet yang sangat sangat pesifik sesuai resep
dokter secara gratis kepada para pasien penyakit kronis dari kalangan ekonomi
rendah.
Untuk
saat ini, program percontohan akan beroperasi selama tiga tahun ke depan dan
menyediakan makanan yang disesuaikan secara medis selama 12 minggu untuk 1.000
orang yang menderita gagal jantung kongestif.
Pasien
yang menderita gagal jantung kongesif hanya boleh mengonsumsi sekitar 2 mg
sodium (garam) setiap harinya—jumlah
tersebut kurang dari satu sendok teh garam. Ini tentunya menjadi tantangan yang
cukup berat, terutama bagi pasien yang hidup dengan penghasilan terbatas.
Program
ini mencontoh keberhasilan program lembaga nonprofit MANNA di Philadelphia yang
berhasil menekan biaya medis bulanan pasien penyakit kronis mencapai 50%.
Lembaga
nirlaba MANNA menyediakan makanan sehat
yang diresepkan secara medis kepada masyarakat penderita penyakit serius di 18
negara bagian di seluruh negara.
Para
peneliti kemudian melakukan studi secara ketat memantau biaya medis dari klien
MANNA yang mengonsumsi makanan yang ditargetkan, dan membandingkannya dengan
pasien berpenghasilan rendah lainnya dengan penyakit serupa yang tidak menerima
makanan gratis.
Mereka
yang mengonsumsi makanan yang ditentukan dan diawasi memiliki biaya medis
bulanan lebih rendah 50%. Perjalanan ke rumah sakit juga dipangkas secara
dramatis — termasuk rawat inap di rumah sakit.
Studi
ini juga menemukan bahwa mereka yang
makan makanan sehat 23% lebih mungkin untuk pulang dari kunjungan rumah
sakit daripada membutuhkan perawatan
jangka panjang.
Program
yang sangat brilian dan sangat mungkin dijalankan di Indonesia. Pemerintah
melalui Kementrian Kesehatan bisa menggandeng lembaga nonprofit untuk
memberikan makanan sehat spesifik bagi para pasien penyakit kronis.
Tentunya
ini akan mendukung Program Promosi Kesehatan dan meningkatkan edukasi kepada
masyarakat tentang menu-menu yang tepat bagi pasien penyakit kronis yang
dirawat di rumah.
Semoga,
suatu saat program ini hadir di Indonesia....()
1 komentar so far
Thanks for sharing..
Kunjungi juga http://bit.ly/2JNya8h
EmoticonEmoticon